Kamis, 28 Oktober 2010

Di Bawah Kaki Langit Di tepi Bumi

Kemarin kota Makassar diguyur hujan seharian. Belum lagi cucian yang kujemur belum semapat kering. “Ha…..mati aku,kalo begitu mau pake apa kalo ke kampus?” Celotehku sendiri. Hari ini mentari telah menampakkan wajahnya seakan menentang mendung serta hujan yang kemarin sempat membuat orang-orang merasa cemas akan aktifitasnya. Hari ini mereka kembali terliahat dengan kesibukan masing-masing. Berseliweran menjemput mimpi-mimpi mereka. Tak terelakkan oleh panas yang menyengat membakar kulit. Tak peduli keringat yang bercucuran mulai membasahai baju serta seragam yang mereka pakai. Semuanya demi mimpi dan impian.

Hari sudah mulai gelap. Bunyi suara azan bergumandang menggores ruang-ruang kalbuku mengingat akan kebesaran-Nya,terkenang akan dosa-dosaku yang telah kuperbuat. Di ujung jalan di sebuah lorong kecil seorang lelaki tua mengayuh becak tuanya yang tak berpenumpang. Aku tak tahu dari mana ia datang dan mengapa becaknya tak ada yang tumpangi. Aku sempat teringat akan kedua orang tuaku. Pasti mereka tak jauh beda dengan lelaki tua itu. Bekerja setiap hari tak kenal lelah hanya demi buah hatinya,hanya demi cita-cita dan impianku. Nyaris kurasakan ada yang menggenangi mataku dan perlahan membuat penglihatanku buram.

Ya Allah… sungguh sudah terlalu banyak perintahmu yang aku lalaikan,terlalu banyak pantang-Mu yang aku langgar. Ampunilah segala dosa dan khilafku. Kucoba ayunkan langkah kakiku yang lemah menuju sebuah sumur untuk mensucikan diri. Kuhempaskan tubuhku di depan-Nya, berserah dalam sujud dan dzikirku. Sempat kuteteskan air mata. Teringat akan dosaku,aku takut akan azab-Nya.

Seusainya, kurasakan ketenangan dalam diriku. Seakan baru saja kulepaskan beban yang amat berat. Kusandarkan tubuhku di sebuah sofa tua yang tak empuk lagi. Coba kulepaskan kepenatan dalam fikiranku. Mulai aku bercerita dengan teman-temanku,berbagi kisah duka,dan bahagia. Tawa dan bahagia pun tercipta. 
 
Kegaduhan yang sempat hadir ditengah-tengah kami kini mulai menjelma menjadi hening. Ya..karena malam telah larut. Kawatir akan mengganggu ketentraman warga di sekitar tempat tinggalku. Mulai kurasakan rasa ngantuk itu menyelinap di mataku. Pandanganku mulai sayu. Dengan terpaksa kutinggalkan teman-temanku yang lagi asyik ngumpul-ngumpul sambil bercerita. Akupun masuk ke dalam kamarku untuk temani rasa ngantukku menjemput mimpi. Belum sempat kupejamkan mataku,tiba-tiba saja Hp-ku berdering. Kuraih dibalik bantalku,ternyata sebuah panggilan. Kulihat ada satu nama yang terpampang di layar Hp-ku. Satu nama yang tak asing lagi bagiku. 
 
Hallo…!” Sapaku. Namun tiba-tiba saja langsung dimatikan.
Ada apa ini,kok langsung dimatikan” Gumamku,heran. Tak lama kemudian Hp-ku kembali bordering. Ternyata sebuah SMS,dan itu dari dia.
Sorry ya Kak…tadi itu hanya miscall doank. Pengen cek aja apa nomor Kakak aktif atau nggak. Btw uda bobo apa belum?” Begitu kira-kira isi pesannya. Akupun membalasnya dan sempat sampai beberapa kali kami SMS-an sampai akhirnya akupun tidur setelah semuanya tuntas.
De’..uda dulu ya SMS-annya,aku uda ngantuk ni mau bobo dulu. Baik-baik ya” Begitulah isi pesan terakhirku.

Dia adalah seorang mahasiswi semester awal di kampusku. Adik juniorku sefakultas. Dia jurusan Bahasa Inggris sementara aku jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aku belum lama mengenalnya dan menjadi kekasihnya. Awal mulanya kami bertemu pada saat kegiatan pesantren untuk mahasiswa baru,dan kebetulan saat itu aku menjadi salah satu panitia pelaksana kegiatan. Di situlah aku dan dia bertemu dan mulai mengenalnya sampai kami menjadi sepasang kekasih. 
 
Dia memiliki saudara kembar jadi terkadang aku salah kaprah. Gimana tidak,wajah mereka seperti kata petah,bagai pinang dibelah dua. Aku dan dia boleh dikatakan jarang bertemu,karena tempat tinggalku jauh dari kampus. Sementara dia juga tinggal bersama pamannya dan rumahnya juga jauh dari tempat tinggalku. Kami bisa bertemu itu ketika di kampus,itupun kalau jadwal kami sama. Tapi bagiku itu bukanlah suatu sekat dinding pemisah. Apapun yang akan terjadi aku tetap ingin bersamanya. Karena kini aku merasa rasa itu semakin menggelembung di dalam hatiku. 
 
Tiba-tiba saja aku tersentak dari tidurku karena dingin yang yang merasuki tubuhku hingga kurasakan sampai ke tulang-tulanggu. Aku mengigil,kutarik selimutku yang sudah berada di ujung kakiku karena tidurku yang seperti kambing jantan. Hendak aku kembali lanjutkan tidurku,tiba-tiba suara lantunan ayat-ayat al-Qur’an kembali terdengar di mesjid. Menandakan waktu sholat subuh telah tiba serta mengawali hariku. Akupun segera bangun dan coba tenangkan diriku. 
 
Tak berapa lama suara azan pun berkumandang. Seperti biasa,segera ku sucikan tubuhku dengan wudhu. Setelah selesai berpakain yang bersih akupun melaksanakan sholat subuh. Bersujud bersimpuh di depan-Nya memohankan ampun atas dosa-dosaku serta dosa kedua orangtuaku. “Rabbigfirli waliwalidaiya warhammuma koma rabbayani sogira…”

Sudah hampir empat bulan kujalani hubunganku bersama adik juniorku itu. Telah banyak cerita serta alur yang kami cipta,tentunya tak lepas dari campur tangan sang pemilik dan pemelihara cinta atas segalanya. Meskipun terkadang ada-ada saja masalah yang harus kami tuntaskan demi merajut kembali benang-benang cinta yang telah kami tenun sebelumnya tuk menjadi jubah kesucian. Namun bagiku,semua itu tak menjadi sekat dinding penghalang untuk tetap bersamanya. Aku ingin hidup seribu tahun lagi,kata Khairil Anwar. Telah banyak pula hari yang terlewati bersama penggalan-penggalan kisah dalam meniti angan. 
 
Terkadang aku dan dia berbagi cerita dan berita melalui jaringan internet,tentunya dengan menggunakan layanan facebook. Hingga kutuliskan satu kalimat di dindingku sebagai status, “aku kan terus menantimu di sini,di bawah kaki langit di tepi bumi agar kau dan aku tetap menyatu tuk menggapai bintang..” Kalimat itu ternyata mengundang teman-teman jaringan facebookku untuk mengomentari dan ada pula yang menyukainya,tak ketinggalan si dia adik juniorku.
aku akan tetap selalu bersamamu sekalipun kau menantiku di ujung langit..”
Aku pun tersenyum ketika membaca komentarnya..


1 komentar:

SISWA TKJ mengatakan...

cerita yg sangat bagus sob...
oya linknya udah aku pasang...

Posting Komentar

Tulislah apa yang ingin Kamu tulis mengenai Artikel & Blog ini...

KumpulBlogger

Template by:

Free Blog Templates