Jumat, 15 Oktober 2010

Sajak Di Batas Cakrawala


Aku terdiam dalam sunyi nada-nada petikan suaramu.
Tiada hari tanpa merindumu. Menanti dalam detak jantungku.
Berharap disetiap derap langkahku.

Syair-syair dalam bait puisi-puisi cinta telah banyak kudengarkan melalui jiwa-jiwa yang tersentuh. Melantun mengikuti alur sang bayu. Selalu menyebut namamu,mengiba……
Agnes Monica pernah berkata itu. Seakan mengusikku,meraung,menjerit.
Aku dilema…

Aku berharap selalu 17 Februari akan menjadi cerita yang terindah dalam hidupku. Meski kau berada di ujung cakrawala.

Membumbung tinggi terlampau batas. Kau di situ.
Mungkinkah hujan kan tetap setia pada sang mendung…?
Masihkah bintang kan tetap setia pada jubah hitam sang malam….?
Ataukah Mentari tak lagi bersinar….?
………………………………………………………………………………………
Adaikan sosok ini dapat menmbus batas cakrawala itu kan kugapai jari- jemarimu disaat musim semi. Namun aku bukanlah malaikat yang bersayap hingga kusapu air matamu.

Aku hanyalah musafir yang mengharap setitik air…..yang mungkin masih engkau sisakan.

Adakah kau rasakan jiwa-jiwa ini. Yang kian gelisah mengharap cahayamu. Resah hatiku kan kehadiranmu di S I N I………

0 komentar:

Posting Komentar

Tulislah apa yang ingin Kamu tulis mengenai Artikel & Blog ini...

KumpulBlogger

Template by:

Free Blog Templates