Hari itu tepat hari selasa di pagi yang cerah. Sambil nyantai dengerin musik dengan segelas kopi hangat ABC mocca,tanpa sengaja kubuka kembali buku agendaku yang sekaligus kujadikan buku cacatan kuliah. Lembar demi lembar kubuka. Di sana kutemukan gambar-gambar kecilmu di antara tulisan-tlisanku yang menyerupai binatang dan manusia dengan bermacam mimik dan ekspresi. Aku tersenyum.
Masih jelas kuingat saat kau menggambarnya. Kau mengukirnya didahului dengan mata kemudian kepala,mulut lalu badan serta kaki dan tangan. Dari setiap bagian terbentuk dari garis serta lingkaran-lingkaran kecil. Aku bingung saat mellihat awal kau menggambar,namun akhirnya aku tersenyum setelah gambar itu selesai dan memperlihatkan kepadaku. Gambar-gambar itu lucu dengan berbagai macam ekspresi.
“Kau masih kecil,namun telah dapat dan mampu mengekspresikan apa yang ada dalam fikiranmu. Kau mampu mengajak adrenalinmu berpetualang dan menyatakan apa yang kau temukan dalam bentuk gambar-gambar kecil ukiran jari-jari kecilmu pula,lucu.” Gumamku dalam hati,tersenyum menatap gambar-gambar itu.
Jauh di sana di kampung halamanku kau berangkat tuk datang ke tempat kediamanku di sini di kota Daeng, hanya sekedar menjengukku dan melepas kepenatan yang mungkin sempat kau rasakan. Bersama Ibu kau pun kini bersamaku. Namun segala yang kau fikirkan tentang kehidupan ini,sungguh jauh berbeda dengan apa yang kau rasakan di sana,di kampungmu dan kampungku. Rasa penat dan membosankan menyeruak dalam dirimu. Tak mudah kau temui titik-titik embun di pagi hari,atau pun sekedar menghirup udara segar dari pepohonan yang menghijau. Burung-burung pun meringis menyikapi hidupnya. Tapi ituah memang keadaan yang sesungguhnya jika kau merasakanya.
Baru saja kemarin kau hadirkan bahagia bersamaku di persimpangan hidupku semenjak kau kutinggalkan. Kini kau tinggalkan aku di sini bersama kerinduan ini. Kini kau membuatku merindumu lagi. Waktu yang lama kita berpisah,kutinggal dirimu di kampung halaman bersama wajah mungilmu serta sikap nakalmu yang menggemaskan. Saat itu pun terulang kembali untuk yang kesekian kalinya. Kaulah adikku yang kupunya. Teman mainku sebagai sesama cowok,seakan kau mengerti kenginginanku. Terimakasih Tuhan,kau telah memberiku anugerah yang tak terniai.
Saat kau bersamaku di sini di kota Daeng,masih sempat kita bererita dan bercanda serta bermain-main di atas kasur yang tak lagi empuk dan usang. Masih kudengarkan tawa kecilmu,senyum yang selalu kau tawarkan serta sikapmu,semuanya masih utuh kuingat. Masih sempat pula kita belajar menulis dan menghitung. Ha...kini kau telah jauh dari pandanganku. Kau tinggal lagi diriku yang sepi. Hanya gambar-gambar kecilmu kini yang kau sisakan untukku sebagai penggantimu meski itu tak kau maksudkan,karena kau masih kecil. Belum terlalu mengerti tentang rasa ini.
Lagu Nike Ardila masih terus melantun di Hp-ku,menambah suasana hati makin menjadi. Rindu dan merindu akan kehadiran sosok mungil,adikku, saat kutulis kisah ini. Gambar-gambar kecilmu kini kuabadikan dalam foto di Hp-ku. Aku selalu berharap waktu akan mempertemukan kita kembali bersama keularga di hari yang akan datang. Biarlah aku tetap di sini menggapai cita-citaku.. Adikku sayang,aku kangen kamu. Adakah kau rasakan kerinduan ini? Hmm...aku tersenyum bila mengingatmu lagi,seakan kau hidup dalam gambar-gambar ini.
Akhirnya kurangkai kata merantai kalimat sekedar menyapamu lewat fikiranku yang berkawalkan imaji dan adrenalin. Kini tulisan itu telah rampung,meskipun tak terlalu layak untuk dikatakan sebagai satu cerita pendek. Namun inilah adanya ungkapan perasaaku terhadapmu,adikku sayang. Semoga di suatu saat nanti aku masih bisa memperihatkan kepadamu tentang tuisan ini di saat semuanya telah mampu kau mengerti.
Untukmu,adikku tersayang,do’aku selalu menyertaimu lewat tangan-Nya. Kau yang terlahir pada 17 agustus semoga dirimu selalu dan tetap berada dalam lindungan-Nya. Semoga hari esok masih hangat menyambut langkahmu. Amieen ya Rabbal alamin..
0 komentar:
Posting Komentar
Tulislah apa yang ingin Kamu tulis mengenai Artikel & Blog ini...